SIWA PURANA
Pendahuluan
Siwa purana terdiri 24000 sloka, dibagi menjadi 6 samhita (section), yaitu jnana samhita, vidyeshvara samhita, kailasa samhita, sanatkumar samhita, vayaviya samhita, dan dharma samhita. Setiap samhita dibagi lagi menjadi beberapa adhyaya (bab). Siwa purana diceritakan oleh Vedavyasa kepada muridnya Romaharshana (Loma-harshana).
Ada banyak orang bijak yang tinggal di hutan Naimisharanya. Suatu hari, para bijak ini meminta Romaharshana ini untuk menceritakan tentang Siwa. Para bijak berkata, "Anda sudah bercerita banyak, namun kami masih belum puas. Adalah orang yang beruntung karena belajar di bawah bimbingan Vedavyasa yang mengetahui masa lalu, masa kini, dan yang akan datang. Kami mohon beritahu kami tentang Siwa, kami tidak tahu banyak tentang Siwa. Romaharshana menjawab, " saya akan menceritakan kepadamu yang saya tahu. Dan saya tidak akan menambahkan apapun yang tidak saya tahu. Pada zaman dahulu, Begawan Narada ingin mengetahui tentang Siwa dari ayahnya, Dewa Brahma. Apapun yang telah diceritakan Brahma kepada putranya, saya akan menceritakan kepada kalian.
Lingga
Pada awalnya, tidak ada apa-apa di alam semesta ini. Alam semesta pun belum ada. Yang ada hanya brahman (intisari ilahi) yang ada dimana-mana. Brahman tidak panas juga tidak dingin, tidak juga tebal dan tidak juga tipis, tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir.
Hanya ada air dimana-mana. Tuhan Wisnu memanifestasikan dirinya sebagai sebuah bentuk yang agung dan tidur di atas air. Pada saat Wisnu sedang tidur, sebuah bunga teratai (padma) tumbuh dari pusarnya. Bunga itu memiliki banyak kelopak dan tangkainya bersinar seperti seribu matahari. Dari sel-sel bunga teratai, Brahma lahir. Beliau mulai heran, tidak nampak apapun di sekitar kecuali bunga teratai ini. Siapa saya? Dari mana saya berasal? Apa yang harus saya lakukan? Putra siapa saya? Siapa yang menciptakan saya?
Brahma berpikir beliau mungkin mendapatkan jawaban atas pertanyaannya jika beliau menjelajahi bunga teratai sedikit. Mungkin seharusnya beliau mencoba dan mencari pusat bunga teratai ini. Brahma turun kebawah tangkai bunga teratai dan mengembara sekitar beberapa ratus tahun lamanya. Tetapi beliau tidak juga menemukan pusat dari bunga teratai tersebut. Beliau kemudian memutuskan mungkin untuk kembali ke dalam sel di mana beliau dilahirkan. Tetapi setelah menjelajahi tangkai bunga teratai selama beberapa ratus tahun, Brahma tidak dapat juga menemukan sel di mana dia sudah dilahirkan. Pada akhirnya beliau menyerah karena sudah lelah dan memutuskan untuk beristirahat. Tiba-tiba beliau mendengar kata-kata, “Brahma, lakukanlah tapasya (meditasi)”.
Brahma kemudian bermeditasi selama 12 tahun. Setelah 12 tahun berakhir, Wisnu yang bertangan 4 muncul di hadapan Brahma. Di keempat tangan Wisnu memegang sebuah shanka, sebuah chakra, sebuah gada, dan sebuah padma (bunga teratai). Brahma tidak mengetahui siapa orang ini dan beliau bertanya, “Siapa kamu?”
Wisnu tidak langsung menjawab pertanyaan Brahma. Sebagai gantinya, beliau menjawab, “Putraku, Tuhan Wisnu yang maha agung telah menciptakanmu.” Brahma kembali bertanya, “Siapa kamu sehingga kamu berani memanggilku putraku?”.
“Apakah kamu tidak mengenalku?”, kembali jawab Wisnu. “Saya Wisnu. Dari tubuhku kamu telah diciptakan”. Tetapi Brahma tidak terima. Beliau mulai bertarung dengan Wisnu.
Ketika mereka sedang bertarung, lingga yang bersinar terang benderang (wujud pilar cahaya) muncul di hadapan mereka. Lingga tersebut terlihat tidak memiliki awal dan akhir.
Wisnu berkata, “Brahma, mari kita berhenti bertarung. Ada wujud yang ketiga selain kita. Apakah ini? Dan dari mana berasal? Mari kita coba cari tahu apakah ini. Kamu mengambil bentuk angsa dan pergi ke atas. Saya akan mengambil bentuk babi dan pergi ke bawah. Mari kita coba mencari sesuatu yang luar biasa dari lingga ini”. Brahma setuju. Beliau menjadi seekor angsa putih dan terbang ke atas. Wisnu menjadi seekor babi putih dan pergi ke bawah. Mereka mencari selama 4000 tahun, tetapi tidak menemukan ujung dari lingga. Jadi mereka kembali ke tempat awal mereka memulai dan mereka kemudian mulai berdoa. Mereka berdoa selama beberapa ratus tahun. Setelah beberapa ratus tahun berlalu, suara “Om” terdengar dan sebuah wujud dengan 5 wajah dan 10 tangan muncul di hadapan mereka. Inilah Mahadewa atau Siwa.
Wisnu berkata, “Itu baik Brahma dan saya bertarung. Itu karena kami Engkau hadir disini”.
Siwa membalas, “Kita adalah 3 bagian entitas yang sama dan telah dibagi menjadi tiga. Brahma adalah pencipta. Wisnu adalah pemelihara dan saya adalah pelebur. Ada wujud lain yang bernama Rudra yang akan lahir dari tubuh saya, tetapi Rudra dan saya adalah benar-benar satu dan sama. Mari Brahma mulai mencipta sekarang”. Siwa menghilang dan Brahma maupun Wisnu mengembalikan wujud angsa dan babi hutannya ke wujudnya seperti sedia kala.
No comments:
Post a Comment