Daftar Isi

Wednesday, October 6, 2021

Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci)

Purana


Agni Purana


Kitab Suci Agama Hindu


Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci)


Prahlada memiliki cucu yang sangat kuat bernama Vali. Saat Vali menjadi raja dari para asura, terjadi perang antara para dewa dengan para asura. Para dewa kalah dan terusir dari surga. Para dewa akhirnya pergi ke tempat dewa Wisnu untuk memohon perlindungan. Wisnu meyakinkan para dewa bahwa beliau akan melakukan sesuatu pada Vali. Demikian dikisahkan kemudian dewa Wisnu lahir sebagai putra Aditi dan Kashyapa. 


Pada suatu saat, raja Vali sedang melakukan upacara pengorbanan yang besar, dan pada saat upacara tersebut berlangsung dia tidak akan menolak siapa pun. Seorang kurcaci (manusia kerdil) datang pada saat upacara ini berlangsung dan beliau mulai membacakan Weda. Vali sangat gembira akan hal ini dan Vali akhirnya menawarkan hadiah/anugrah kepada kurcaci itu. 


Vali memiliki seorang guru bernama Shukracharya dan gurunya tersebut sudah curiga mengenai kedatangan kurcaci ini, jadi dia mulai menahan Vali untuk memberi anugrah. Vali berkata, "Tidak, saya tetap akan memberikan anugrah. Saya akan memegang kata-kata saya. Anugrah apa yang anda inginkan? Saya akan memberikan apapun yang anda inginkan".


Sebelum anugrah itu diberikan, sebuah ritual kecil yang menggunakan air suci harus dilakukan. Shukracharya berusaha yang terbaik untuk mencegah agar anugrah itu tidak diberikan. Maka dia masuk ke tempat bejana yang berisi air suci dan menutup mulut bejana untuk mencegah air keluar. Jadi untuk mendapatkan air suci itu, bejana itu harus ditusuk dengan semacam sedotan agar air keluar. Namun tanpa sengaja, salah satu mata Shukracharya juga tertusuk oleh sedotan itu. Sejak saat itulah, pembimbing para asura itu bermata satu.


Kurcaci itu pun akhirnya menjawab, "Berilah saya sebanyak mungkin tanah dalam tiga langkah saya. Saya membutuhkannya untuk membayar dakshina (biaya) untuk guru saya". Vali setuju. Kemudian kurcaci itu mengambil wujud menjadi sangat besar. Pada langkah pertama, beliau sudah menutup Bhu Loka. Langkah kedua menutupi Bhuvar Loka. Langkah ketiga menutupi Svar Loka. 


Dengan demikian Vali telah kehilangan 3 dunia yang telah dikuasainya. Vali tidak punya pilihan selain turun ke dunia/alam bawah (patala). Tetapi Wisnu sangat senang dengan kemurahan hati Vali. Beliau pun akhirnya memberikan anugrah bahwa asura tersebut suatu saat nanti akan menyandang Indra di masa depan.





Wednesday, August 25, 2021

Narasimha Awatara (Bentuk Inkarnasi Setengah Manusia Setengah Singa)

Purana


Agni Purana


Kitab Suci Agama Hindu


Narasimha Awatara (Bentuk Inkarnasi Setengah Manusia Setengah Singa)


Hiranyakasha memiliki saudara laki-laki bernama Hiranyakasipu. Hiranyakshipu sangat marah mengetahui bahwa saudaranya telah terbunuh dan dia memutuskan untuk membunuh Wisnu. Tapi ini tidak bisa dilakukan kecuali dia sendiri menjadi kuat dan tak terkalahkan. Oleh karena itu, Hiranyakasipu mulai berdoa kepada Brahma melalui meditasi yang sulit. Brahma senang dengan doa-doa ini dan menawarkan untuk memberikan anugerah.


“Saya ingin menjadi tak terkalahkan,” kata Hiranyakasipu. “Tolong beri saya anugerah agar saya tidak terbunuh pada malam atau siang hari; agar aku tidak dibunuh oleh manusia atau binatang; dan agar aku tidak dibunuh di langit, di air atau di bumi.”


Brahma akhirnya memberikan anugerah yang diinginkan. Dan Hiranyakasipu senang. Dia berpikir bahwa dia telah mengurus semua kemungkinan yang mungkin terjadi. Dan karena dia telah menjadi begitu kuat, dia menaklukkan ketiga dunia dan mengusir para dewa dari surga.


Hiranyakasipu memiliki seorang putra bernama Prahlada. Anda pasti ingat bahwa Hiranyakasipu telah memutuskan untuk membunuh Wisnu. Tapi anehnya, Prahlada menjadi pemuja setia kepada Wisnu. Hiranyakasipu mencoba membujuk putranya. Itu tidak berhasil. Dia mencoba membunuh putranya. Itu juga tidak berhasil karena, setiap kali, Wisnu turun tangan untuk menyelamatkan Prahlada.


Sementara itu, para dewa telah diusir dari surga. Dalam keputusasaan, mereka pergi dan berdoa kepada Wisnu dan Wisnu berjanji kepada mereka bahwa dia akan menemukan solusi.


Suatu hari, Hiranyakasipu memanggil Prahlada kepadanya. “Bagaimana kamu bisa lolos setiap kali aku mencoba membunuhmu?” dia bertanya.


“Karena Wisnu menyelamatkanku,” jawab Prahlada. “Wisnu ada di mana-mana.”


“Apa maksudmu di mana-mana?,” balas Hiranyakashipu. Dia menunjuk ke pilar kristal di dalam istana dan bertanya, "Apakah Wisnu di dalam pilar ini juga?"


“Ya,” jawab Prahlada.


"Baiklah kalau begitu. Saya akan menendang pilar itu,” kata Hiranyakashhipu.


Ketika Hiranyakasipu menendang pilar, pilar itu pecah menjadi dua. Dan dari dalam pilar, Wisnu muncul dalam wujud setengah manusia dan setengah singa. Dia menangkap Hiranyakasipu dan menempatkan iblis itu di pahanya. Dan dengan cakarnya, dia merobek dada iblis itu dan membunuhnya. Anugerah Brahma adalah bahwa Hiranyakasipu tidak akan dibunuh oleh manusia atau binatang, itu adalah setengah manusia dan setengah binatang. Anugerah telah mengatakan bahwa asura itu tidak akan dibunuh di langit, air atau bumi. Tapi Hiranyakasipu terbunuh di paha Wisnu, yang bukan langit, air atau bumi. Dan akhirnya, anugerah telah berjanji bahwa Hiranyakasipu tidak akan dibunuh pada siang atau malam hari. Karena kejadiannya terjadi pada senja / sore hari, bukan siang atau malam.


Setelah Hiranyakasipu meninggal, para dewa dikembalikan ke tempat yang seharusnya. Wisnu menjadikan Prahlada raja para asura.



Saturday, May 1, 2021

Waraha Awatara (Bentuk Inkarnasi Babi Hutan)

Purana


Agni Purana


Kitab Suci Agama Hindu


Waraha Awatara (Bentuk Inkarnasi Babi Hutan)


Inkarnasi Wisnu selanjutnya adalah dalam bentuk babi hutan.


Pada zaman dahulu, adalah seorang resi yang bernama Kashyapa dan istrinya yang bernama Diti, mereka memiliki seorang putra bernama Hiranyaksha. Hiranyaksha melakukan meditasi yang berhasil menyenangkan Brahma. Brahma memberinya anugerah bahwa dia tidak akan terkalahkan dalam setiap pertempuran. Demikian selanjutnya dikisahkan, Hiranyaksha pergi berperang dengan para dewa. Secara penuh Hiranyaksha telah berhasil mengalahkan para dewa, termasuk Waruna yang merupakan dewa lautan. Dengan demikian, Hiranyaksha menjadi raja surga, bumi dan dunia bawah.


Asura dari awal memang tidak terlalu menyukai bumi. Hiranyaksha kemudian mulai tinggal di istana Varuna di bawah laut. Hiranyaksha kemudian melemparkan bumi ke kedalaman lautan.


Para dewa pergi menemui Wisnu dan memohon kepada Wisnu agar sesuatu terjadi pada Hiranyaksha. Mereka ingin agar surga dikembalikan lagi seperti semula dan mereka berharap agar bumi dapat dibawa kembali dari dasar samudra. Menjawab doa tersebut, Wisnu mengambil wujud bentuk babi hutan dan memasuki lautan.


Hiranyaksha tentu tidak tahu bahwa babi hutan ini tidak lain adalah Wisnu. Dia mengira itu adalah babi hutan biasa dan menyerangnya. Keduanya bertarung selama bertahun-tahun. Tapi akhirnya, Hiranyaksha ditanduk sampai mati oleh taring babi hutan itu. Babi hutan itu kemudian mengangkat bumi dengan taringnya. Wisnu dengan demikian telah menyelamatkan para dewa dan prinsip-prinsip kebenaran (dharma).



Friday, March 19, 2021

Kurma Awatara (Bentuk Inkarnasi Kura-kura)

Purana


Agni Purana


Kitab Suci Agama Hindu


Kurma Awatara (Bentuk Inkarnasi Kura-kura)


Pada zaman dahulu, ada perang antara para dewa dan para daitya (para iblis). Para dewa mengalami kekalahan dalam perang ini. Para dewa berdoa kepada Wisnu agar bisa terlepas dari kezaliman para iblis ini. Wisnu memberitahu Brahma dan para dewa lainnya agar mereka melakukan gencatan senjata dengan para iblis. Para dewa dan para iblis harus bekerja sama untuk mengaduk lautan. Wisnu memastikan bahwa hasil yang diperoleh dari pengadukan lautan ini akan menguntungkan para dewa lebih banyak dari pada para iblis (para daitya).


Gencatan senjata pun akhirnya disetujui dan mereka bersama-sama mengaduk lautan. Gunung Mandara digunakan sebagai tongkat pengaduk dan ular yang agung Vasuki (Basuki) digunakan sebagai tali untuk mengaduk. Para dewa memegang ekor Basuki dan para daitya (iblis) memegang bagian kepala Basuki. Sesaat setelah proses pengadukan dimulai, gunung Mandara mulai tenggelam karena gunung Mandara tidak bisa mengambang. Wisnu akhirnya datang menyelamatkan. Beliau mengambil wujud kura-kura dan mengangkat gunung Mandara di punggungnya dari dalam lautan sehingga gunung Mandara menjadi seimbang (mengambang atau tidak tenggelam). 


Saat proses pengadukan berlanjut, racun yang sangat mengerikan yang bernama kalakuta muncul dari dasar laut. Siwa menelan racun tersebut sehingga leher beliau menjadi berwarna biru. Siwa kemudian dikenal dengan nama Nilakantha (leher biru). Para dewi Varuni yang merupakan dewinya minuman anggur (Sura) muncul setelahnya, yang mana para dewa lah yang menerimanya. Oleh karena itu para dewa dikenal juga dengan nama para Sura. Sedangkan para iblis telah menolaknya, maka kemudian para iblis juga dikenal dengan nama para Asura. Dewi Varuni datang dengan membawa pohon parijata, yang merupakan pohon yang sangat indah yang kemudian menghiasi taman dewa Indra dan menjadi kebanggaan disana. Sebuah permata yang bernama Kastubha muncul, dan kemudian menjadi permata Wisnu. Tiga hewan yang menakjubkan muncul setelahnya. Mereka adalah sapi Kapila, kuda Ucchaishrava, dan gajah Airavata. Hewan-hewan ini diikuti oleh para Apsara (wanita cantik yang menjadi penari surga/kahyangan). Kata Apsara berasal dari urat kata "Ap" yang berarti air. Dewi Lakshmi (Dewi Shri) muncul setelahnya, yang mana akhirnya Dewi Lakshmi dapat bersatu kembali dengan Wisnu. 


Dan akhirnya Dhanvantari pun muncul dengan membawa pot amrita (air pemberi kehidupan) di tangannya. Dhanvantari adalah pencipta dari obat (Ayurveda). Para daitya (iblis) yang dipimpin oleh Jambha memberikan setengah dari amrita kepada para dewa. Mereka kemudian pergi dengan membawa setengah amrita yang masih tersisa.


Tetapi kemudian Wisnu dengan cepat mengambil wujud seorang wanita yang sangat cantik. Saking cantiknya wanita itu sampai-sampai membuat para daitya (iblis) terpesona (terlena). "Gadis cantik, ambilah amrita ini, layanilah kami, kemudian menikahlah dengan kami", kata mereka.


Wisnu menerima amrita itu, beliau sama sekali tidak berniat melayani para daitya, justru sebaliknya beliau malah melayani para dewa. Pada saat itu ada seorang iblis yang sangat pintar yang bernama Rahu. Dia berubah wujud menjadi dewa Candra (dewa bulan). Dia berhasil meminum beberapa amrita. Dewa matahari dan dewa bulan yang asli mengetahui hal itu dan segera melaporkannya kepada Wisnu. Wisnu kemudia memotong kepala Rahu dengan sebilah pedang.


Tetapi Rahu telah meminum amrita, dia tidak bisa mati. Dia berdoa kepada Wisnu dan Wisnu pun memberinya anugerah. Anugerah itu adalah kadang kala Rahu diizinkan untuk menelan matahari dan bulan. Sejak saat itu para dewa mengeluh karenanya. Kita sendiri di bumi dapat melihatnya saat gerhana matahari dan gerhana bulan. Seseorang yang memberikan sedekah saat gerhana akan diberkati. 


Para dewa mendapatkan semua amrita sedangkan para iblis tidak sama sekali. Itulah sebabnya para dewa lebih kuat dari pada iblis. Para dewa mengalahkan kembali iblis dan mendapatkan kembali surga. 






Saturday, January 23, 2021

Matsya Awatara (Bentuk Inkarnasi Ikan)

Purana


Agni Purana


Kitab Suci Agama Hindu


Matsya Awatara (Bentuk Inkarnasi Ikan)


Dewa Agni bercerita kepada Vashishtha tentang kisah Matsya awatara ini.


Zaman dahulu, seluruh dunia mengalami kehancuran. Kehancuran terjadi di tiga loka (dunia) yaitu bhuloka, bhuvarloka, dan svarloka. Bhuloka adalah bumi, svarloka atau svarga adalah surga, dan bhuvarloka adalah suatu wilayah antara bumi dan surga. Ketiga dunia tersebut dibanjiri oleh air dimana-mana.


Vaivasvata Manu adalah putra dewa matahari. Ia menghabiskan sepuluh ribu tahun dalam tapasya (meditasi) di pertapaan vadrika. Pertapaan ini berada di tepi sungai Kritamala.


Suatu ketika Manu datang ke sungai untuk penyucian diri (menyucikan diri dengan air). Dia membenamkan tangannya ke dalam air untuk mengambil air untuk penyucian diri. Ketika dia mengangkat tangannya, dia menemukan ada seekor ikan kecil berenang di dalam tangannya.


Manu hendak melempar ikan itu kembali ke air namun tiba-tiba ikan itu berkata, "Jangan lempar saya kembali ke air. Saya takut pada pemangsa seperti buaya dan ikan-ikan besar. Selamatkanlah saya."


Manu akhirnya pergi mencari pot dari tanah liat di mana dia bisa menyimpan ikan itu dengan aman. Tetapi segera, setelah ikan itu ditempatkan di dalam pot, ikan itu menjadi terlalu besar, dan Manu pun menaruhnya kembali di dalam sebuah tempat yang lebih besar. Ikan itu terus menjadi besar, Manu pun akhirnya memindahkan ikan ke danau. Tetapi ikan itu tumbuh dan berkembang menjadi terlalu besar untuk danau. Jadi Manu memindahkan ikan itu ke laut. Di lautan, ikan itu tumbuh hingga menjadi raksasa.


Sekarang, Manu takjub akan keajaiban yang dia lihat. Dia pun berkata, “Anda pastilah titisan Dewa Wisnu, saya sujud di hadapan Anda. Katakan padaku, mengapa Anda menunjukan saya dalam bentuk ikan? "


Ikan itu menjawab, “Saya datang untuk menghukum kejahatan dan melindungi yang baik. Tujuh hari dari sekarang, lautan akan membanjiri seluruh daratan dan semua makhluk akan dihancurkan. Tetapi karena Anda telah menyelamatkan saya, saya akan menyelamatkan Anda. Saat dunia dibanjiri, sebuah perahu akan tiba di sini. Bawalah sapta rsi (tujuh orang bijak) bersamamu dan habiskanlah hari-hari yang mengerikan yang akan datang dengan perahu itu. Jangan lupa untuk membawa serta biji-bijian untuk makanan. Akan tiba saatnya Anda akan mengikat perahu itu ke tanduk saya dengan ular besar. "


Setelah berkata demikian, ikan itu kemudian menghilang.


Semuanya terjadi seperti yang dikatakan ikan itu. Lautan bergolak dan Manu naik ke dalam perahu. Dia mengikat perahu itu ke tanduk besar yang dimiliki ikan itu. Dia berdoa kepada ikan itu. Kemudian ikan tersebut menceritakan Matsya Purana kepadanya. Akhirnya, saat air sudah surut, perahu itu berlabuh ke puncak paling atas Himalaya. Dan makhluk hidup kembali diciptakan sekali lagi.


Seorang danawa (iblis) bernama Hayagriwa telah mencuri teks suci Weda dan brahmana. Dalam wujud ikannya, Wisnu juga membunuh Hayagriva dan mendapatkan kembali Weda.



Friday, January 22, 2021

Awatara

Purana


Agni Purana


Kitab Suci Agama Hindu


Awatara


Awatara adalah inkarnasi atau bisa juga diartikan seorang dewa memanifestasi (perwujudan) mahluk hidup untuk dilahirkan ke Bumi. Mengapa para dewa melakukan hal tersebut? Tujuannya tidak lain adalah untuk menghancurkan kejahatan di bumi dan menegakan kembali kebenaran. Wisnu dianggap sebagai pemelihara alam semesta dan karenanya inkarnasi Wisnulah yang paling sering kita temui. Wisnu sudah memiliki sembilan inkarnasi (Awatara). Sedangkan inkarnasi yang kesepuluh dan merupakan yang terakhir akan hadir di masa depan. Sepuluh inkarnasi Wisnu ini adalah sebagai berikut:

  1. Matsya awatara (inkarnasi bentuk ikan)

  2. Kurma awatara (inkarnasi bentuk kura-kura)

  3. Waraha awatara (inkarnasi bentuk babi hutan)

  4. Narasimha awatara (inkarnasi bentuk setengah manusia setengah singa)

  5. Wamana awatara (inkarnasi bentuk manusia kerdil)

  6. Parasurama awatara

  7. Rama awatara

  8. Krishna awatara

  9. Budha awatara

  10. Kalki awatara yang mana inkarnasi inilah yang akan datang.

Agni purana akan menggambarkan sepuluh inkarnasi ini.



Saturday, January 16, 2021

Pendahuluan Agni Purana

Purana


Agni Purana


Kitab Suci Agama Hindu


Pendahuluan 


Di hutan yang dikenal dengan nama Naimisharanya, Rsi Shounaka dan para rsi lainnya melakukan Yajna (pengorbanan) yang didedikasikan untuk dewa Wisnu. Suta juga datang ke sana, dalam perjalanan menuju ziarah. Para rsi berkata, "Kami telah menyambut Anda. Sekarang jelaskan kepada kita apa yang semua orang ingin tahu. Jelaskan kepada kita tentang sesuatu yang paling suci di seluruh dunia." 


Suta menjawab, "Wisnu adalah esensi/pokok dari segalanya. Saya pergi ke pertapaan bernama Vadrika dengan Shuka, Paila dan para rsi lainnya dan bertemu Vyasadeva di sana. Vyasadeva menggambarkan saya apa yang telah ia pelajari dari rsi agung Vashistha, yang mana Vashishtha telah mempelajarinya dari Dewa Agni sendiri. Agni Purana adalah sesuatu yang suci karena memberi tahu kita tentang esensi/intisari Brahman (ilahi). Saya belajar semua ini dari Vyasadeva dan sekarang saya akan memberi tahu Anda semua yang telah saya pelajari. "


Saturday, January 2, 2021

Agni Purana

Purana


Agni Purana


Kitab Suci Agama Hindu


Agni Purana


Agni Purana adalah sebuah maha Purana. Agni Purana adalah Purana kedelapan dari delapan belas Purana yang dikenal. Di dalam Agni Purana ada sekitar 515 sloka. Agni Purana termasuk dalam tamasika Purana. Yang termasuk dalam tamasika Purana selain Agni Purana antara lain Matsya Purana, Kurma purana, Lingga Purana, Siwa Purana, dan Skanda Purana.


Yang menceritakan Agni Purana adalah dewa Agni (dewa api) itu sendiri. Dewa Agni menceritakan pengetahuan dirinya dalam Purana kepada rsi Wasista (Vasishtha), yang mana pada gilirannya, diteruskan kepada rsi Vyasa (Vyasadeva). Murid Vyasadeva yang dikenal juga dengan Suta (kasta hasil pernikahan antara ayah kasta ksatria dan ibu kasta brahmana) belajar Purana dari gurunya, Vyasadeva. 


Pada suatu hari, para rsi berkumpul di hutan Naimisharanya. Di antara para rsi yang berkumpul tersebut, ada seorang rsi yang terkenal yang bernama Shounaka. Semua para suci tersebut ingin mendengarkan bagaimana Agni Purana itu diceritakan. Dan inilah kisah bagaimana Suta menceritakan Purana itu.


Agni Purana secara sederhana memiliki 383 adhyaya (Bab). Salah satu diantaranya, yaitu Bab 380, adalah yang paling menarik. Bab 380 ini memberikan esensi (bentuk) dari advaita brahmajnana. Advaita artinya satu, brahman artinya jiwa ilahi, brahmajnana berarti pengetahuan tentang brahman. Advaita brahmajnana mengajarkan bagaimana jiwa seorang manusia (atman) bersatu dengan jiwa ilahi (brahman). Agni Purana merupakan salah satu ringkasan dalam mempelajari Weda dan Upanisad. Demikian, pengetahuan tertinggi dari brahmajnana ini diringkas secara umum melalui Purana.


Agni Purana berisi tentang ritual-ritual. Bab-bab pada Agni Purana umumnya tidak panjang. Bahkan kalaupun ada cerita di dalamnya, itu hanyalah sebuah bentuk ringkasan. Cerita-cerita yang lebih detail mungkin bisa didapatkan di Purana yang lain. Hal ini kemungkinan disebabkan karena fakta bahwa Agni Purana ditulis setelah Purana-purana lainnya selesai ditulis. Jadi Agni Purana adalah pelengkap/suplemen bagi Purana lainnya. Cerita-cerita tersebut sudah ada di purana lain, dan apa yang tidak ada di dalamnya hanyalah ritual. Dan ritual sangat banyak dalam tradisi Veda. Agni Purana juga ditulis pada saat orang-orang menjadi jauh lebih ritualistik. Agni Purana lebih menjelaskan/menekankan bahwa Brahmana adalah kasta tertinggi di antara kasta lainnya. Dalam tradisi Veda juga disebutkan bahwa Purana-purana ditulis dalam karakteristik yang berbeda di setiap Kalpa. Dan Agni Purana sebentar akan menjelaskan apa itu Kalpa.




Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci)

Purana Agni Purana Kitab Suci Agama Hindu Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci) Prahlada memiliki cucu yang sangat kuat bernama Vali. Sa...