Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Di sebuah hutan yang dikenal dengan nama naimisharanya.
Para rsi mengadakan upacara yajna di hutan ini dan upacara itu berlangsung selama 12 tahun. Hutan ini adalah tempat yang menakjubkan untuk melakukan yajna. Iklimnya tenang dan damai. Banyak pohon dengan bunga dan buah yang lebat. Tidak ada kekurangan makanan di hutan ini. Hewan-hewan dan para rsi hidup bahagia di hutan ini.
Banyak rsi menghadiri upacara pengorbanan yang telah diatur di hutan Naimisharanya ini. Yang hadir bersama mereka diantaranya adalah Romaharshana (nama alternatif lainnya adalah Lomaharshana). Beliau adalah murid Vedavyasa. Vedavyasa telah mengajarkan murid-Nya ini pengetahuan tentang Purana. Para rsi menyembah Romaharshana dan berkata, “Tolong beritahu kami cerita tentang Purana. Siapa yang menciptakan alam semesta, siapa yang menjadi pencipta dan siapa yang akan menghancurkannya? Tolong ajarkan kita di semua misteri ini.”
Romaharshana menjawab, “Pada zaman dahulu, Daksha dan para rsi lainnya bertanya kepada Brahma tentang pertanyaan yang kalian tanyakan. Saya juga telah belajar dari guru saya tentang apa yang Brahma ceritakan kepada Daksha tersebut. Saya akan menceritakan kepada kalian apa yang saya tahu.”
Pada mulanya, ada air dimana-mana dan Brahman (suatu bentuk ilahi) tidur di atas air ini dan wujud Wisnu. Karena kata “air” adalah “nara” dan “tempat tidur” adalah “ayana”, maka Wisnu juga dikenal dengan nama Narayana.
Di air munculah sebuah telur emas. Brahma terlahir dari dalam telur ini. Karena beliau menciptakan dirinya sendiri, maka dia dikenal dengan nama Swayambhu. Bhu artinya lahir, Swayambhu artinya oleh dirinya sendiri.
Sepanjang tahun Brahma hidup di dalam telur. Beliau kemudian memecahkan telur menjadi 2 bagian dan menciptakan surga (Swarga) dan bumi (prithiwi). Langit, arah, waktu, bahasa, dan indera (alat seperti pada tubuh adalah panca indera) diciptakan pada surga dan bumi ini.
Dari kekuatan pikiran beliau, Brahma menciptakan tujuh rsi agung. Nama-nama mereka adalah Marichi, Atri, Angira, Pulastya, Pulaha, Kratu and Vashistha. Brahma juga menciptakan Tuhan Rudra dan rsi Sanathkumara.
Untuk melanjutkan proses penciptaan, Brahma menciptakan seorang pria dan seorang wanita dari tubuhnya. Pria tersebut bernama Swayambhuwa Manu dan sedangkan wanita bernama Shatarupa. Manusia adalah keturunan dari Manu. Itulah mengapa para manusia juga dikenal sebagai Manawa. Manusia dan Shatarupa memiliki 3 anak yang bernama Wira, Priyawarata, dan Uttanapada.
Putra Uttanapada adalah Dhruwa yang agung. Dhruwa melakukan meditasi yang sangat sulit (tapasya) selama 3.000 tahun ilahi. Brahma sangat berkesan dengan hal itu dan menganugerahkan Dhruwa sebuah tempat yang abadi di langit, di dekat konstelasi bintang tujuh rsi (saptarshi), yaitu konstelasi bintang Ursa Mayor, dan Dhruwa adalah bintang kutub.
Dalam garis keturunan Dhruwa ada seorang raja yang bernama Prachinawarhi. Prachinawarhi memiliki 10 putra, yang dikenal sebagai para Pracheta. Para Pracheta inilah yang seharusnya memerintah dunia nantinya, tetapi mereka tidak tertarik masuk ke dalam persoalan duniawi. Mereka lebih senang pergi melakukan tapasya di bawah laut. Tapasya tersebut berlangsung selama 10.000 tahun. Bumi mulai menderita karena tidak ada yang memerintah. Manusia mulai mati dan hutan yang lebat menjalar kemana-mana. Lebatnya hutan sampai angin pun tidak bertiup.
Berita tentang bencana ini akhirnya sampai ke para Pracheta. Mereka sangat murka dengan pohon-pohon hutan yang menjalar kemana-mana tersebut. Mereka menciptakan angin (Wayu) dan api (Agni) dari mulutnya. Angin mengeringkan pohon-pohonan dan kemudian api membakarnya. Dengan begitu, segera dengan cepat, hanya ada sedikit pohon yang hidup di bumi.
Semuanya menjadi panik dengan efek (akibat) dari kemarahan para Pracheta. Dewa Bulan (Soma/Chandra) bersama dengan seorang wanita yang cantik datang ke tempat para Pracheta. “Pracheta, mohon kontrol kemarahan kalian. Kalian membutuhkan seseorang untuk memerintah dunia agar kalian dapat berkonsentrasi pada tapasya kalian. Wanita cantik ini bernama Marisha. Dia adalah putri dari pohon-pohonan. Nikahilah dia dan kalian akan memiliki seorang putra bernama Daksha. Dia akan memerintah dunia.”
Para Pracheta menyetujui usulan tersebut dan Daksha pun lahir. Kata praja berarti subjek (pelaku/orang yang melakukan) dan kata pati berarti master (yang menguasai). Sejak Daksha berkuasa atas dunia dan rakyatnya, Daksha kemudian dikenal sebagai Prajapati.
Para rsi menyela Romaharshana. Mereka berkata, “Rsi, kami benar-benar bingung. Kami pernah mendengar bahwa Daksha lahir dari kaki Brahma. Dan sekarang anda memberitahu kami bahwa Daksha adalah putra para Pracheta. Bagaimana mana ini mungkin terjadi?”
Romaharshana menjawab, “Tidak ada alasan untuk menjadi bingung seperti itu. Banyak Daksha yang telah dilahirkan untuk memerintah dunia. Satu Daksha lahir dari kaki Brahma, sedangkan Daksha yang lain lahir sebagai putra para Pracheta.”