Daftar Isi

Sunday, August 23, 2020

Empat Warna Ashrama dalam Brahma Purana

Purana


Brahma Purana


Kitab Suci Agama Hindu


Empat Warna Ashrama dalam Brahma Purana


Ada empat warna (kelas) manusia. Keempat warna tersebut adalah brahmana, ksatria, waisya dan sudra.


Tugas seorang brahmana adalah memberikan berkat, melakukan tapasya, menyembah dewa, melakukan yajna dan mempelajari Weda. Untuk mencari nafkah, brahmana diberi wewenang untuk mengajarkan dan memimpin upacara pengorbanan (yajna). 


Tugas seorang ksatria adalah mengangkat senjata untuk melindungi dunia ini dari segala bentuk kejahatan, memberi sedekah dan melakukan pengorbanan (yajna). Seorang ksatria juga diizinkan untuk mempelajari sastra. 


Tugas seorang waisya adalah bertani, beternak, dan berdagang. Selain itu, waisya harus memberikan sedekah, melakukan pengorbanan (yajna) dan mempelajari sastra. 


Tugas sudra adalah melayani brahmana. Sudra juga bisa menjadi pemilik toko dan pengrajin.


Pada saat-saat darurat, seorang brahmana diperbolehkan menjalani mata pencaharian para ksatria atau waisya untuk mencari nafkah. Begitu juga sama halnya dengan seorang ksatria, dia diijinkan untuk mengambil mata pencaharian dari waisya atau sudra dan seorang waisya diijinkan untuk mengambil mata pencaharian dari sudra.


Selain empat warna, ada juga empat ashrama (empat jenjang kehidupan). Yang pertama dikenal sebagai brahmachari (jenjang kehidupan menjadi mahasiswa). Selama periode ini, individu tersebut menghabiskan hari-harinya dengan gurunya dan mempelajari weda dengan baik. Dia harus melayani gurunya dengan cara yang tepat dan hidup dari sedekah. 


Asrama berikutnya adalah garhasta (jenjang hidup berumah tangga). Individu tersebut akhirnya memasuki masa menikah dan memiliki anak. Dia melayani para dewa, para orang bijak (guru/rsi/pertapa), para leluhur dan para tamu. Seseorang yang berumah tangga memberikan sedekah untuk orang bijak (rsi/guru/pertapa). Itulah alasan mengapa jenjang berumah tangga itu sangat penting. 


Asrama ketiga dikenal sebagai wanaprasta (tahap tinggal di hutan). Individu tersebut memasuki masa pensiun dan pergi ke hutan dan mulai menarik pikirannya dari kehidupan maupun hal-hal duniawi. Ia dapat meninggalkan istrinya dalam perawatan putra-putranya atau membawanya bersamanya. Dia hidup dari akar, buah dan daun dan membuat tempat tidur untuk dirinya sendiri di bawah pohon. Ia tidak diizinkan mencukur atau memotong rambutnya dan pakaiannya harus dibuat dari kulit kayu atau kulit lainnya. 


Asrama terakhir adalah sanyasa (pertapaan). Seorang pertapa melepaskan semua hubungan dengan dunia dan hidup sendiri. Dia hidup sepenuhnya terlepas dari ikatan apapun. Dia tinggal sendiri. Dia mendapatkan makanannya dari sedekah. Ia tidak diizinkan untuk menghabiskan lebih dari satu malam di suatu desa, atau lebih dari lima malam di suatu kota.


No comments:

Post a Comment

Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci)

Purana Agni Purana Kitab Suci Agama Hindu Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci) Prahlada memiliki cucu yang sangat kuat bernama Vali. Sa...