Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Kisah Pemburu
Ada seorang pertapa yang bernama Veda. Dia sangat rajin berdoa kepada dewa Siwa setiap hari. Dia berdoa kepada dewa Siwa dari pagi sampai siang (tengah hari). Setelah selesai berdoa, dia kemudian pergi ke desa-desa terdekat untuk meminta sedekah.
Ada seorang pemburu yang bernama Bhilla. Dia pergi ke hutan di siang (tengah hari). Setelah selesai berburu, dia pergi ke tempat lingga Siwa untuk mempersembahkan apa pun hasil buruannya saat itu. Dalam proses persembahannya kepada dewa Siwa, dia memindahkan persembahan milik Veda yang sebelumnya sudah ada disana lebih dulu. Ada suatu keanehan, justru dewa Siwa senang dengan persembahan dari Bhilla, bahkan beliau selalu menunggunya setiap hari.
Bhilla dan Veda tidak pernah bertemu. Veda memperhatikan setiap hari bahwa persembahannya selalu berserakan sementara, dia memperhatikan akan ada selalu beberapa daging di sampingnya. Tentu saja Veda tidak mengetahui siapa yang sebenarnya telah membuang persembahannya, karena ketika itu terjadi Veda sedang pergi meminta sedekah di desa terdekat. Suatu hari dia memutuskan untuk bersembunyi dan menunggu untuk menangkap pelakunya.
Akhirnya Bhilla pun datang untuk memberi persembahan kepada dewa Siwa. Veda sangat kaget bahwa dewa Siwa muncul dihadapan Bhilla dan berkata, "Kenapa kamu terlambat datang hari ini? Saya telah menunggumu. Apakah kamu merasa lelah?"
Bhilla kemudian pergi setelah menawarkan persembahan. Kemudian Veda bergegas menemui dewa Siwa dan berkata, "Ada apa sebenarnya ini? Persembahan ini kotor dan merupakan hasil dari pemburu yang berdosa, dan kemudian, engkau muncul dihadapannya. Saya telah melakukan tapasya beberapa tahun dan engkau tidak pernah muncul dihadapan saya. Saya jijik dengan kejadian ini. Saya akan menghancurkan lingga Anda dengan batu ini."
"Lakukanlah jika itu memang harus dilakukan. Tapi tolong, tunggulah sampai besok", jawab dewa Siwa.
Keesokan harinya, saat Veda datang akan melakukan persembahan, dia menemukan jejak darah pada lingga Siwa. Dia secara hati-hati membersihkan jejak darah tersebut dan melanjutkan doanya.
Setelah beberapa saat, Bhilla juga datang untuk melakukan persembahan, dan dia menemukan ada jejak darah di bagian atas lingga Siwa. Dia berpikir bahwa dialah yang bertanggungjawab atas kejadian ini dan dia menyalahkan dirinya atas suatu kesalahan yang aneh ini. Dia mengambil anak panah yang tajam dan kemudian menusuh tubuhnya berulang-ulang dengan anak panahnya sebagai hukuman.
Dewa Siwa kemudian muncul dihadapan mereka berdua dan berkata, "Sekarang Anda bisa lihat perbedaan antara Veda dan Bhilla. Veda telah memberikan persembahannya kepada saya, tetapi Bhilla telah memberikan seluruh jiwanya kepada saya. Itulah perbedaan antara ritual dan pengabdian sesungguhnya".
Tempat dimana Bhilla berdoa kepada dewa Siwa tersebut kemudian dikenal dengan nama bhillatirtha.
No comments:
Post a Comment