Daftar Isi

Monday, September 24, 2018

Kisah Shatanika and Shasranika

SIWA PURANA


Kisah Shatanika and Shasranika


Di sebuah daerah yang bernama Jambudwipa, ada seorang raja yang bernama Shatanika. Dia  seorang ksatria yang terbaik di antara ksatria lainnya. Dia juga seorang yang religius. Dia seorang yang dermawan dan senang melayani tamunya dengan sangat baik. Setiap hari para brahmana menerima emas dan pakaian dari Shatanika. Pada saat Shatanika meninggal, putranya yang bernama Shasranika menggantikan memerintah kerajaan.

Shasranika juga memerintah dengan sangat baik dan menjunjung tinggi kebenaran. Tetapi dia sedekah kepada brahmana yang dia lakukan tidak sebanyak seperti yang ayahnya lakukan. Para brahmana itu kemudian mengeluh dan berkata, "Anda tidak memberikan sedekah sebanyak seperti ayah anda lakukan. Beberapa brahmana sudah meninggalkan kerajaan anda. Begitu juga dengan yang lainnya, kecuali jika anda menambah sedekah yang anda berikan kepada kami".

"Saya memang sudah tahu bahwa berderma atau memberikan sedekah kepada brahmana akan membawa punia kepada saya. Saya juga sudah tahu bahwa punia inilah yang akan membawa seseorang ke surga setelah dia meninggal. Setelah ayah saya meninggal, semua punia yang sudah dilakukan yaitu dengan berterima atau memberikan sedekah kepada brahmana, sudah pasti akan membawanya ke surga. Anda semua adalah brahmana yang terpelajar. Mengapa anda tidak menunjukkan kepada saya di mana ayah saya sekarang berada?", kata Shasranika.

Para brahmana itu tidak menjawab. Mereka tidak tahu dimana Shatanika berada. Suatu hari, para brahmana itu bertemu dengan seorang brahmana yang berilmu tinggi yang bernama Rsi Bhargawa. Para brahmana sangat yakin bahwa Rsi Bhargawa mampu mengetahui dimana Shatanika berada. Para brahmana kemudian memohon kepada Rsi Bhargawa. Tetapi Rsi Bhargawa sama sekali tidak tertarik untuk menolong para brahmana itu. Beliau sedang sibuk bermeditasi dan sama sekali tidak tertarik untuk membuang-buang waktu untuk mengetahui dimana orang yang sudah mati sekarang berada. Tetapi para brahmana tetap berusaha memohon dan akhirnya Rsi Bhargawa bersedia membantu.

Akhirnya dewa Surya sendiri yang menuntun Bhargawa menuju kediaman dewa Yama. Perjalanan itu merupakan perjalanan yang sangat jauh. Dewa Surya membawa Bhagarwa ke 28 tingkat neraka dimana jeritan orang-orang berdosa terdengar. Tiba-tiba jalan mereka dihadang oleh seorang brahmana. 

Brahmana itu berkata, "Bhargawa, anda berutang sebuah koin kepada saya atas pelayanan yang sudah saya berikan. Anda belum membayar koin itu dan saya sudah mati. Bayar koin itu, maka anda bisa melanjutkan perjalanan".

"Saya sekarang tidak membawa koin. Jika saya sudah pulang nanti, saya akan mengambil koin itu dan membawakannya kembali kepadamu. Sekarang biarkan saya lewat", jawab Bhagarwa.

"Omong kosong, ini adalah neraka. Pembayaran disini dilakukan bukan memakai uang tunai. Tidak ada tawar menawar kalau anda akan membayarnya nanti. Bayar atau anda tidak bisa lewat. Jika anda tidak memiliki koin, mengapa anda tidak membayar dengan satu per enam dari punia yang sudah kamu dapatkan dari hasil meditasi", jawab brahmana itu.

Ketika pembayaran itu telah diselesaikan, dewa Surya kembali membawa Bhagarwa menuju ke neraka tempat Shatanika berada. Bhagarwa merasa heran, bagaimana mungkin Shatanika seorang raja yang baik bisa berada di neraka dalam keadaan tergantung terbalik di dalam sebuah pot yang direbus dengan minyak panas.

Bhagarwa bertanya kepada Shatanika, "Ada apa dengan semua ini? Mengapa kamu bisa berada di neraka? Anda memiliki banyak punia dari hasil perbuatan baik anda".
"Itu tidak benar,, saya banyak bersedekah, terutama kepada brahmana. Tapi sebagian besar uang yang saya sedekahkan itu berasal dari pajak yang saya tarik para subjek pajak. Hal itu tidak membawa punia sama sekali. Tolong beritahu anak saya bahwa punia yang terbaik adalah diperoleh dengan bergaul (berteman) dengan orang-orang yang baik dan benar. Dan yang terpenting dari semua itu, katakan padanya untuk berdoa kepada Siwa di bulan Chaitra dan di Chaturdashi Tithi (hari keempat belas dari minggu kedua perhitungan kalender Bulan).

Ketika Bhargawa kembali, beliau menceritakan apa yang telah dia alami kepada Shasranika. Shasranika tidak berhenti berderma. Tetapi bedanya, uang yang ia sedekahkan tidak lagi berasal dari harta kerajaan (pajak atau sejenisnya). Raja bekerja sebagai buruh (pelayan) dan menggunakan uang dari hasil bekerjanya ini untuk disumbangkan. Dia juga melaksanakan brata bahwa ayahnya telah memintanya untuk memuja Siwa.




No comments:

Post a Comment

Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci)

Purana Agni Purana Kitab Suci Agama Hindu Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci) Prahlada memiliki cucu yang sangat kuat bernama Vali. Sa...