SIWA PURANA
Ruru
Suatu hari, ada iblis lain yang ingin menikahi Parwati juga. Namanya adalah Ruru. Dia secara kebetulan pernah melihat Parwati dan memutuskan bahwa Parwati adalah wanita yang akan menjadi istrinya. Dia mulai melakukan tapasya sehingga keinginannya bisa terpenuhi.
Brahma muncul di hadapannya dan bertanya, “Ruru, mengapa kamu melakukan tapasya yang begitu sulit? Bisakah saya menawarkanmu sebuah anugerah?”
“Saya ingin Parwati menjadi istri saya”, jawab Ruru.
“Itu adalah anugerah yang bahkan tidak bisa saya berikan”, kata Brahma.
Brahma pergi dan Ruru melanjutkan meditasinya. Meditasi ini berlangsung di sebuah gunung bernama Malaya. Dan demikianlah kekuatan meditasi Ruru bahwa gunung itu mulai terbakar. Api begitu kuat sehingga bahkan Siwa dan Parwati harus melarikan diri dari gunung itu.
“Tuhan, mengapa kita melarikan diri? Mengapa Anda tidak melakukan sesuatu tentang api ini?”, tanya Parwati.
“Saya tidak bisa. Api ini karena tapasya Ruru dan dia melakukan tapasya ini untuk menikahi Anda. Terserah Anda untuk melakukan sesuatu tentang Ruru”, jawab Siwa.
Parwati memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ketika mereka sedang berbicara, mereka melihat seekor singa bertarung dengan seekor gajah. Parwati membunuh singa dan mengulitinya. Dia mengenakan mantel singa sebagai pakaian. Rambutnya diolesi dengan darah singa. Penampilannya menjadi mengerikan.
Dengan raungan gemuruh, Parwati pergi ke tempat Ruru berada. “Ruru. Aku telah tiba. Saya Parwati. Akulah yang kamu doakan. Sekarang berhenti bermeditasi”, kata Parwati.
“Sampah. Parwati itu cantik. Wajahnya seperti bulan, rona emasnya, dan lengannya seperti batang lotus. Lihat saja dirimu sendiri. Penampilanmu mengerikan. Anda tidak bisa menjadi Parwati. Kamu berbohong. Pergilah, saya tidak menginginkanmu”, jawab Ruru.
Setelah berkata demikian, Ruru menghantam Parwati dengan gada. Parwati marah dan beliau memukul Ruru dengan pakaiannya. Keduanya bertarung, Ruru melemparkan batu dan pohon. Parwati menggunakan kukunya dan giginya untuk menangkap iblis itu. Ruru menciptakan beberapa asura lain dari tubuhnya. Sebagai pembalasan, Parwati menciptakan banyak dewi yang dikenal sebagai shakti dari tubuhnya. Shakti tersebut mulai memakan asura-asura tersebut.
Ruru melarikan diri. Tetapi Parwati mengejarnya sampai ke ujung bumi. Dia melarikan diri ke surga. Parwati mengikutinya ke sana. Dia melarikan diri ke dunia bawah, tetapi Parwati mengejarnya juga di sana. Akhirnya, Ruru tidak bisa melarikan diri lagi. Parwati menangkapnya dan merobek kepalanya dengan kukunya. Beliau kemudian meminum darah iblis itu. Parwati juga menguliti iblis itu.
Ruru telah terbunuh. Sekembalinya ke Siwa, Parwati memberi pelukan kepada Siwa. Kulit singa yang Parwati kenakan kemudian dipakai Siwa. Sedangkan Parwati sendiri memakai kulit Ruru.
No comments:
Post a Comment