Wednesday, November 6, 2019
Kisah Nageswara
Wednesday, October 23, 2019
Kisah Pippalada
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Pada zaman dahulu ada seorang rsi bernama Dadhichi. Istrinya bernama Lopamudra. Kediaman Dadhichi berada tepat di sebelah sungai Gangga. Saudara perempuan Lopamudra yang bernama Gabhastini juga tinggal di kediaman tersebut. Dengan kekuatan Dadhichi tidak ada satupun ditya dan danawa (salah satu ras iblis) yang berani menginjakkan kaki di kediamannya tersebut.
Suatu hari para dewa bertempur dengan para iblis. Setelah berhasil memenangkan pertempuran, para dewa pergi ke kediaman Dadhichi untuk memberi hormat kepada nya. Dadhichi menyambut tamunya tersebut dengan baik dan bertanya apakah ada yang bisa dibantu.
"Terima kasih atas berkat anda, kami para dewa baik-baik saja. Kami baru saja memenangkan pertempuran dengan para iblis. Dan selanjutnya kami memiliki beberapa masalah kecil. Kami sudah tidak lagi membutuhkan senjata kami karena para iblis telah pergi. Kami tidak tahu di mana tempat yang aman untuk menyimpan semua senjata ini. Kami mulai berpikir mungkin kami dapat menyimpan senjata kami di kediaman anda. Karena kediaman andalah tempat teraman yang pernah kami temukan", kata para dewa.
Dadhichi menerima permintaan para dewa tersebut. Para dewa akhirnya meninggalkan semua senjata mereka di kediaman Dadhichi dan mereka kemudian kembali ke surga.
Saat Lopamudra mengetahui apa yang Dadhichi lakukan, dia menjadi tidak tenang. "Anda telah melakukan sesuatu yang salah. Anda seharusnya tidak menerima tanggung jawab menjaga barang milik orang lain. Terlebih lagi kita ini adalah pertapa yang tidak mengikatkan diri pada barang maupun harta benda. Anda telah setuju untuk menyimpan senjata para dewa. Apakah ini juga berarti bahwa musuh para dewa akan menganggap Anda juga sebagai musuh? Dan apa yang anda lakukan jika sesuatu terjadi pada senjata para dewa? Akankah para dewa akan menyalahkan anda?", begitu kata Lopamudra.
"Apa yang Anda katakan ada benarnya juga. Saya tidak sempat berpikir sampai ke sana. Dan saya telah mengatakan janji kepada para dewa. Saya tidak dapat menarik kembali kata-kata saya", kata Dadhichi.
Seratus tahun berlalu dan para dewa tidak kunjung datang mengambil senjata mereka. Senjata para dewa mulai kehilangan kilau mereka. Dadhichi tidak tahu bagaimana cara agar energi dari senjata para dewa tersebut dapat diawetkan. Dia mencuci senjata para dewa tersebut dengan air suci dan kemudian energi dari senjata tersebut larut ke dalam air suci tersebut. Dadhichi kemudian meminum air suci tersebut. Dan mengenai senjata para dewa tersebut, mereka menghilang setelah kehilangan energinya.
Akhirnya para dewa datang untuk mengambil senjata mereka. "Apakah kami dapat mengambil senjata kami kembali? Musuh kau datang kembali untuk bertempur dengan kami. Kami membutuhkan senjata kami", kata para dewa.
"Itu tidak mungkin. Senjata itu sudah tidak ada lagi. Saya telah menelan energi dari senjata itu. Biarkan sekarang saya katakan kepada kalian apa yang dapat dilakukan. Saya akan menggunakan kekuatan meditasi saya untuk menyerahkan hidup saya. Senjata yang sangat bagus akan tercipta dari tulang belulang saya", kata Dadhichi.
Para dewa menjadi sangat tidak enak. Tetapi sudah tidak ada solusi lain lagi. Akhirnya Dadhichi meninggal. Para dewa meminta Wiswakarma untuk membuat senjata dari tulang belulang dari Dadhichi. Wiswakarma setuju dan sebuah senjata yang bernama Bajra berhasil diciptakan dan senjata itu benar-benar luar biasa.
Lopamudra sedang bepergian jauh pada saat kejadian itu berlangsung. Dia akhirnya kembali dan menemukan bahwa suaminya sudah meninggal. Dia menderita dalam kesedihan dan ingin mengorbankan dirinya ke dalam api. Tetapi saat itu dia sedang hamil, jadi keinginannya itu tidak dapat langsung dilakukan. Setelah bayi itu dilahirkan kemudian dia menyerahkan bayi itu kepada pippala (pohon ara yang besar), dan kemudian dia bunuh diri.
Sejak pippala (pohon ara) merawat bayi laki-laki itu, bayi itu kemudian dikenal sebagai Pippalada. Dewa Candra adalah dewa penguasa tumbuh-tumbuhan. Pohon itu meminta Amerta kepada dewa Candra untuk Pippalada dan dewa Candra memenuhinya. Amerta membuat Pippalada menjadi sangat kuat.
Saat Pippalada tumbuh dewasa, dia bertanya siapa orang tuanya dan pohon itu menceritakan kisahnya. Pippalada menyalahkan para dewa dan ingin balas dendam. Pohon itu membawa Pippalada kepada dewa Candra.
"Kamu masih terlalu muda. Kamu harus banyak belajar dengan baik dalam menggunakan berbagai senjata. Pergilah ke hutan Dandakaranya. Sungai Goutami Gangga mengalir melalui hutan tersebut. Berdoalah kepada Siwa di sana, maka keinginanmu akan terpenuhi", begitu kata dewa Candra.
Pippalada melakukan apa yang dewa Candra katakan dan melalui doanya dia telah membuat dewa Siwa senang.
"Anugerah apa yang kamu inginkan?", tanya dewa Siwa.
"Saya menginginkan anugerah dimana saya dapat menghancurkan para dewa", jawab Pippalada.
"Saya memiliki mata ketiga di tengah dahi saya. Hari dimana kamu bisa melihat mata ketiga saya, maka saat itulah kamu akan mendapatkan anugerah", kata dewa Siwa.
Mencoba sebisa mungkin yang bisa dia lakukan, tetap saja Pippalada tidak bisa melihat mata ketiga dewa Siwa. Pippalada kemudian melakukan tapasya yang lebih sulit dari yang pernah dia lakukan selama beberapa tahun. Dan akhirnya pun dia berhasil melihat mata ketiga dewa Siwa. Dari mata ketiga dewa Siwa kemudian lahirlah seorang iblis yang mirip seperti kuda betina.
"Apa yang kamu inginkan?", tanya iblis itu.
"Bunuhlah musuh saya, para dewa", jawab Pippalada.
"Baiklah", kemudian iblis itu mulai membunuh Pippalada.
"Apa yang kamu lakukan? Saya meminta kamu untuk membunuh para dewa", kata Pippalada.
"Tubuhmu dibuat oleh para dewa. Saya akan membunuhmu terlebih dahulu baru kemudian membunuh dewa yang lainnya", jawab iblis itu.
Pippalada kemudian berlari minta pertolongan kepada dewa Siwa. Dewa Siwa menandai sebuah kawasan di dalam hutan untuk Pippalada. Pippalada kemudian tinggal di sana, terlindungi dari amukan sang iblis. Sementara para dewa meminta pertolongan kepada dewa Siwa untuk menyelamatkan mereka dari amukan sang iblis. Dewa Siwa membujuk Pippalada untuk mengendalikan amarahnya. Beliau meyakinkan Pippalada bahwa tidak ada yang bisa didapat dari membunuh para dewa. Membunuh para dewa tidak akan bisa mengembalikan orang tuanya.
Pippalada setuju tapi dia ingin melihat orang tuanya untuk sekali saja. Demikian, akhirnya sebuah Vimana turun dari surga di mana di atas Vimana tersebut duduk rsi Dadhichi dan Lopamudra. Mereka memberkati Pippalada dan menyuruh Pippalada untuk segera menikah dan memiliki keturunan.
Dan untuk iblis yang sedang mengamuk, akhirnya iblis itu berubah menjadi sungai dan bersatu dengan sungai Gangga.
Saturday, October 19, 2019
Kisah Vriddhagoutama
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Tuesday, October 15, 2019
Kisah Raja Harischandra
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Dalam dinasti Ikshvaku, ada seorang raja bernama Harischandra. Harischandra tidak memiliki putra. Suatu hari dua orang rsi bernama Narada dan Parwata datang mengunjungi Harischandra dan mengatakan kepadanya bahwa dia akan masuk ke neraka jika dia tidak memiliki seorang putra.
"Bagaimana saya bisa mendapatkan seorang putra?" tanya Harischandra.
"Pergilah ke tepi Gangga Goutamai. Berdoa kepada dewa Baruna di sana. Kami yakin bahwa Baruna akan memberi Anda seorang putra", jawab para rsi.
Harischandra mulai memuja Baruna dengan doanya dan meminta seorang putra.
"Anda akan memiliki putra. Tapi ada syaratnya. Anda harus secara teratur menghaturkan yajna untuk menghormati saya dan Anda harus mengorbankan putra Anda dalam yajna tersebut. Sekarang katakan jika syarat ini dapat Anda terima", kata Baruna.
"Ya", jawab Harischandra.
Pada waktunya, Harischandra memiliki seorang putra yang bernama Rohita.
Baruna mendatangi Harischandra dan bertanya, "Bagaimana dengan yajna untuk menghormatiku?"
"Tolong biarkan dia hidup sampai tumbuh giginya. Hewan akan dikorbankan sebagai gantinya", jawab Harischandra.
Baruna menunggu sampai gigi sang putra tumbuh dan kemudian kembali lagi ketika Rohita berusia tujuh tahun. "Bagaimana dengan yajna untuk menghormatiku?"
"Ini yang tumbuh hanya gigi susu. Tidak seperti binatang yang saya korbankan. Harap tunggu sampai gigi yang layak tumbuh", jawab Harischandra.
Baruna kembali lagi ketika anak itu tumbuh gigi yang layak, "Bagaimana dengan yajna untuk menghormatiku?"
"Dia adalah putra seorang ksatria (kasta kedua dari empat kelas golongan masyarakat). Namun pelatihannya dalam seni pertempuran belum dimulai. Dia tidak bisa disebut seorang ksatria apabila dia tidak tahu cara bertarung. Berarti dia adalah pria yang tidak lengkap. Apakah Anda benar-benar menginginkan pria yang tidak lengkap sebagai pengorbanan?", jawab Harischandra.
Setelah beberapa tahun berlalu, Rohita menjadi ahli dalam seni bertarung dan diangkat sebagai pewaris (yuwaraja) di kerajaan. Usianya saat itu enam belas tahun.
Baruna muncul lagi dan bertanya, "Bagaimana dengan yajna untuk menghormatiku?"
Kali ini seluruh percakapan terjadi di depan sang pangeran dan Rohita turun tangan sebelum Harischandra bisa mengatakan apa-apa. "Ayah, aku sudah memutuskan untuk melakukan yajna untuk Wisnu. Berikan saya izin untuk menyelesaikannya terlebih dahulu. Setelah itu, lakukan apa yang Anda mau".
Rohita kemudian pergi ke hutan. Sementara itu, Baruna sudah habis kesabarannya dan dia membuat Harischandra menderita sakit perut yang sangat menyakitkan. Berita tentang penyakit ayahnya ini akhirnya sampai ke Rohita yang sedang berada di hutan. Di hutan, Rohita bertemu seorang rsi bernama Ajigarata. Rsi itu sangat miskin dan bersama dengan istri dan ketiga putranya, mereka kelaparan.
"Apakah Anda akan menjual salah satu dari tiga putra Anda kepada saya? Saya membutuhkan seorang putra untuk pengorbanan", tanya Rohita.
"Anda dapat memilikinya. Namanya adalah Shunahshefa. Harganya adalah seribu sapi, seribu koin emas, seribu potong pakaian", jawab sang rsi.
Rohita pun membayar sesuai jumlah yang diminta dan membawa pulang Shunahshefa kehadapan Harischandra.
"Saya tidak bisa melakukan ini. Adalah tugas raja untuk melindungi para brahmana. Bagaimana kita bisa mengorbankan putra seorang brahmana? Lebih baik mati saja. Pergi dan kembalikan Shunahshefa kepada ayahnya", kata Harischandra.
Saat itu suara ilahi terdengar dari surga. Suara itu berkata, "Tidak perlu ada orang mati. Bawa Shunahshefa ke tepi Gangga Goutami dan lakukan yajna ke Baruna di sana. Goutami Gangga adalah sungai suci sehingga tidak ada pengorbanan manusia diperlukan jika yajna dilakukan di sana".
Akhirnya Harischandra melakukan apa yang suara ilahi itu katakan dan Baruna akhirnya menjadi senang. Sedangkan Shunahshefa, ia akhirnya diangkat anak oleh Wiswamitra sebagai putranya.
Tuesday, October 8, 2019
Kisah Dewa Kubera
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Saturday, September 28, 2019
Kisah Raja Shveta
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Friday, September 27, 2019
Kisah Rsi Markandeya
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Friday, September 20, 2019
Indradyumna dan Purushottama Kshetra
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Wednesday, September 11, 2019
Konaraka
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Monday, September 2, 2019
Keadaan Geografi menurut Brahma Purana
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Thursday, August 15, 2019
Kisah Yayati Dinasti Chandra
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Di dalam dinasti bulan (dinasti Chandra), lahirlah raja yang kuat bernama Nahusha. Dia menikahi Wiraja dan mereka memiliki enam putra bernama Yati, Yayati, Samyati, Ayati, Yati dan Suyati. Yati menjadi seorang pertapa. Jadi, meskipun Yayati bukan yang tertua, ia dimahkotai raja setelah Nahusha turun tahta.
Yayati memiliki dua istri. Yang pertama adalah Dewayani, putri Shukracharaya. Dan yang kedua adalah Sharmishtha, putri Wrishaparwa, raja danawa. Dewayani memiliki dua putra bernama Yadu dan Turwasu dan Sharmishtha memiliki tiga putra bernama Druhya, Anu dan Puru. Yayati menaklukkan seluruh bumi dan memerintah atasnya. Ketika dia menjadi tua, dia membagi bumi di antara kelima putranya. Yadu diberi tanah di timur, Puru tanah di tengah, Turwasu tanah di selatan dan tenggara, Druhya di utara dan Anu di barat.
Yayati menyerahkan senjatanya dan memutuskan untuk melakukan perjalanan ke seluruh dunia. Dia memanggil Yadu dan berkata, "aku ingin menjelajahi dunia dan usia tuaku adalah halangan. Terimalah usia tua saya dan berikan masa muda Anda kepada saya.
Yadu menolak, "Aku tidak akan memberikan masa mudaku. Seseorang tidak bisa makan dengan baik ketika dia tua, juga tidak bisa menikmati kenyamanan dunia. Usia tua tidak menyenangkan. Sebaliknya, mintalah kepada salah satu saudara saya".
Penolakan Yadu membuat Yayati marah. Dia mengutuk Yadu bahwa dia atau keturunannya tidak akan menjadi raja. Yayati selanjutnya meminta Druhya, Turwasu dan Anu, tetapi mereka juga menolak dan juga akhirnya dikutuk oleh ayah mereka. Tetapi hanya Puru menyetujui permintaan ayahnya dan dengan senang hati menerima hari tua itu. Dia kemudian diberkati oleh ayahnya kelak akan menjadi raja.
Setelah bertahun-tahun berlalu, Yayati bosan dengan dunia dan mengembalikan masa muda Puru kepadanya. Dia menerima kembali masa tuanya dan menjalani masa ke hutan untuk bermeditasi.
Dari Puru lahirlah keturunan Raja Bharata yang kelak kemudian tanah itu dikenal sebagai Bharatawarsha. Juga di garis keturunan ini adalah Raja Kuru, yang setelahnya semua keturunan kemudian dikenal sebagai Korawa. Tempat suci bernama Kurukshetra terkait dengan nama Raja Kuru.
Dari Turwasu diturunkan raja-raja Pandya, Kerala, Kola dan Chola.
Dari Druhya diturunkan ke raja-raja Gandhara. Kuda-kuda dari kerajaan Gandhara sangat terkenal.
Yadu memiliki lima putra, Sahasrada, Payoda, Kroshtu, Nila dan Anjika. Keturunan Sahasrada adalah suku Haihaya, di antara yang paling terkenal adalah Kartyawirya Arjuna. Arjuna menjadi senang setelah sang rsi Dattatreya membuatnya menjadi tak terkalahkan. Dia juga memiliki seribu tangan. Perbuatan agung Arjuna adalah mengalahkan dan memenjarakan Rahwana, raja Alengka. Keturunan Kroshtu adalah Wrishni dan Andhaka. Di garis keturunan Wrishni lahirlah Krishna.
Wednesday, August 14, 2019
Chandra Dinasti
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Tuesday, May 14, 2019
Sagara
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Tuesday, May 7, 2019
Trishanku
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Wishwamitra merupakan salah satu rsi agung selain Washishtha. Pada saat kejadian itu terjadi, Wishwamitra sedang tidak berada di kerajaan tersebut. Dia sedang bertapa di tepi pantai, meninggalkan istri dan anaknya yang tinggal di kediaman (ashrama) yang berada di kerajaan tersebut. Karena kemarau yang panjang, penduduk kerajaan mulai kelaparan. Istri Wishwamitra memutuskan untuk menjual putranya untuk mendapatkan makanan. Dia mengikatkan tali ke leher anaknya dan membawanya ke pasar. Disana dia menjualnya dengan menukarkanya dengan 1.000 sapi. Karena tali terikat di lehernya (dalam bahasa Sansekerta disebut "gala"), kemudia dia dikenal sebagai Galawa.
Satyawrata menemukan apa yang menimpa keluarga Wishwamitra tersebut. Dia kemudian membebaskan Galawa dan merawat istri Wishwamitra beserta anak-anaknya. Satyawrata sangat tidak menyukai Washishtha. Dia menyalahkan Washishtha atas pembuangan dirinya. Pada saat terjadi kelaparan dimana-mana, dia mencuri sapi milik Washishtha. Dia membunuh sapi dan menghidangkannya kepada putra-putra Wishwamitra dan sebagianya untuk dirinya sendiri.
Wishwamitra sangat marah mengetahui kejadian ini. Dia mengutuk Satyawrata.
"Kamu telah melakukan tiga dosa (dosa bahasa Sansekertanya adalah "shanku"). Pertama kamu telah membuat ayahmu marah. Kedua kamu telah mencuri dan membunuh sapi. Ketiga kamu telah makan daging sapi (daging terlarang). Karena itu, kamu akan dikenal sebagai Trishanku dan terkutuk selamanya", kata Washishtha.
Bagaimanapun juga Satyawrata telah merawat keluarga Wishwamitra dan pada saat sang rsi pulang, Wishwamitra senang dengan dengan apa yang telah Trishanku lakukan dan menawarkannya sebuah anugerah. Trishanku berkeinginan untuk bisa pergi ke surga dengan tubuh fisiknya tersebut. Berkat kekuatan tapasya Wishwamitra, tugas yang kelihatannya tidak mungkin itu menjadi selesai. Trishanku akhirnya menjadi raja di kerajaan milik Trayaruni dan Wishwamitra menjadi kepala rsi agung disana.
Wednesday, April 10, 2019
Kubalashwa
Purana
Brahma Purana
Kitab Suci Agama Hindu
Kubalashwa adalah keturunan dari Kakutstha. Ayah Kubalashwa bernama Wrihadashwa.
Setelah Wrihadashwa memerintah selama beberapa tahun, dia berniat untuk pensiun di hutan. Oleh karena itu dia mempersiapkan untuk menyerahkan kerajaannya kepada Kubalashwa. Melihat ketetapan hati raja Wrihadashwa, seorang rsi bernama Utanka dating menemui raja.
Utanka berkata, “Jangan pergi ke hutan. Kediaman (ashrama) saya di pinggir pantai di kelilingi pasir dari semua arah. Raksasa yang kuat yang bernama Dhundhu tinggal di bawah pasir. Dia sangat kuat, bahkan para dewa pun tidak mampu membunuhnya. Setiap tahun, dia menghembuskan nafas yang menimbulkan badai debu dan pasir yang luar biasa. Dalam seminggu penuh, matahari akan tertutup debu dan aka nada gempa bumi akibat dari pernapasan Dhundhu tersebut. Hal ini mengganggu meditasi (tapasya) saya. Anda jangan pergi ke hutan dulu sebelum melakukan sesuatu terhadap Dhundhu. Hanya anda yang dapat membunuhnya. Saya telah mengumpulkan kekuatan dari tapasya saya dan saya akan memberikannya kepada anda agar anda bisa membunuh Dhundhu.”
Wrihadashwa mengatakan kepada Utanka bahwa tidak perlu Wrihadashwa sendiri yang harus membunuh Dhundhu. Wrihadashwa tetap akan pergi ke hutan seperti yang sudah dia tetapkan. Putranyalah yang bernama Kubalashwa yang akan membantu Utanka untuk membunuh Dhundhu.
Kubalashwa beserta seratus putranya pergi ke pantai dan mulai menggali, berharap dapat menemukan Dhundhu. Dhundhu menyerang putra-putra Kubalashwa tetapi 3 berhasil kabur. Mereka adalah Dridashwa, Chandrashwa, dan Kapilashwa. Tetapi Dhundhu sendiri berhasil membunuh Dhundhu. Karena Kubalashwa berhasil membunuh Dhundhu maka ia juga dikenal dengan nama Dhundhumara. Rsi Utanka memberikan berkat kepada Kubalashwa dan melalui berkat dari rsi, putra-putra Kubalashwa yang telah mati naik ke surga.
Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci)
Purana Agni Purana Kitab Suci Agama Hindu Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci) Prahlada memiliki cucu yang sangat kuat bernama Vali. Sa...
-
WISNU PURANA Kisah Terbunuhnya Dhenukasura Suatu hari, Balarama dan Krishna berkeliaran di hutan dan pergi ke sebuah hutan kecil di m...
-
WISNU PURANA Krishna Mengangkat Bukit Govardhana Cerita ini terjadi pada suatu musim gugur. Para gembala sapi, memutuskan untuk men...
-
WISNU PURANA Kisah Ular Kaliya Bagian dari sungai Yamuna ada tempat dikenal sebagai Kaliya. Kaliya adalah ular besar yang hidup di air...