Daftar Isi

Wednesday, August 1, 2018

Tripura

SIWA PURANA


Tripura


Tarakasura memiliki tiga putra bernama Widyunmali, Tarakaksha dan Wiryawana. Setelah kematian ayahnya, ketiganya mulai melakukan tapasya. Selama seratus tahun mereka bermeditasi hanya berdiri dengan satu kaki. Sepanjang seribu tahun mereka tinggal di udara dan bermeditasi. Mereka berdiri dengan kepala mereka dan bermeditasi untuk ribuan tahun selanjutnya.

Brahma senang pada tapasya sulit yang mereka lakukan. Brahma kemudian muncul di hadapan mereka dan berkata, "Berkat apa yang kalian inginkan?". Anak-anak Tarakasura menjawab, "Jadikanlah kita abadi".

”Saya tidak bisa menjadikan kalian abadi. Saya tidak memiliki kekuatan untuk itu. Mintalah yang lain sebagai gantinya”, jawab Brahma.

”Baiklah kalau begitu” kata Widyunmali, Tarakaksha dan Wiryawana. "Berikan kami hal berikut: Berikanlah kami tiga benteng yang masing-masing terbuat dari emas, perak, dan besi. Kita akan tinggal di benteng ini selama seribu tahun. Pada akhir seribu tahun, benteng akan menjadi satu. Benteng gabungan ini akan disebut Tripura. Dan siapa pun bisa menghancurkan Tripura hanya dengan satu panah tunggal, dan itulah takdir kematian  kita".

Berikut ini merupakan berkat yang langka dan tidak seperti biasanya yang pernah Brahma berikan. Ada seorang danawa yang bernama Maya yang sangat pandai dalam hal pekerjaan bangunan. Brahma memintanya untuk membangun benteng tersebut. Benteng emas dibangun di surga, benteng perak dibangun di langit, dan benteng besi dibangun di bumi. Tarakaksha mendapatkan benteng emas. Wiryawana mendapatkan benteng perak. Widyunmali mendapatkan benteng besi. Benteng-benteng tersebut sangatlah besar seperti sebuah kota dan memiliki banyak istana serta memiliki banyak wimana (kendaraan luar angkasa). Para raksasa menghuni ketiga benteng tersebut dan mulailah berkembang masa kejayaan ketiga benteng tersebut. 

Para dewa tidak menyukai hal ini. Maka mereka pergilah minta tolong kepada Brahma, namun Brahma tidak dapat menolong mereka. Para dewa kemudian pergi ke tempat Siwa. Namun Siwa berkata bahwa raksasa tidak melakukan sesuatu yang salah, karena itu beliau melihat tidak ada alasan apapun bagi dewa untuk risau. Para dewa kemudian pergi ke tempat Wisnu. Saran Wisnu lah yang kemudian para dewa ikuti. Jika masalahnya adalah para raksasa tidak melakukan suatu yang salah, maka solusinya adalah mereka harus di bujuk untuk berbuat salah (menjadi berdosa).

Melalui kekuatannya Wisnu menciptakan seorang pria. Pria ini botak (tidak punya rambut), warna pakaiannya pudar, dan membawa pot air terbuat dari kayu di tangannya. Dia menutupi mulutnya dengan sepotong kain dan memulai mendekati Wisnu.

Pria itu bertanya, ”Apa tugas saya?”

Wisnu menjawab, ” Biarkan saya menjelaskan dahulu, mengapa kamu telah diciptakan. Saya akan mengajarkan kepada kamu, sebuah agama yang bertentangan dengan ajaran weda. Anda akan mendapatkan pesan bahwa surga dan neraka itu tidak ada. Surga dan neraka itu hanya ada di bumi. Anda kemudian tidak akan percaya bahwa hadiah dan hukuman yang didapat dari perbuatan yang dilakukan di bumi akan dinikmati (diambil) setelah kematian. Pergilah ke Tri pura dan ajarkanlah agama ini, maka para raksasa akan menyimpang dari jalan yang benar. Kemudian barulah kami dapat melakukan sesuatu terhadap Tripura".

Dia kemudian melakukan seperti apa yang diminta. Dia bersama keempat muridnya pergi ke hutan yang berada di dekat Tripura dan mulai berkotbah. Mereka dilatih oleh Wisnu sendiri, oleh karena itu ajaran mereka sangat meyakinkan dan 
mulai banyak memiliki pengikut. Bahkan begawan Narada menjadi bingung dan mengikuti agama sesat tersebut.

Pada kenyataannya, bahwa Narada lah yang telah membawa berita tentang agama baru yang sangat mengagumkan tersebut kepada raja Widyunmali. 

Karena begawan Narada menjadi pengikut ajaran baru tersebut, maka Widyunmali juga menerima agama baru tersebut. Dan pada waktunya, begitu juga dengan Tarakaksha dan Wiryawana, para raksasa akhirnya menyerah mengikuti jalan weda, mereka berhenti menyembah lingga Siwa.

Siwa akhirnya setuju untuk menghancurkan Tripura. Wiswakarma adalah arsitek para dewa. Siwa memanggil Wiswakarma dan memintanya untuk membuat kan kereta dan busur. Kereta tersebut terbuat dari emas. Brahma sendiri menjadi kusirnya dan kereta tersebut melesat sangat cepat menuju Tripura. Para dewa mengikuti Siwa dengan membawa berbagai senjata.

Pada akhirnya 1000 tahun telah berlalu dan ketiga benteng menjadi satu yang dikenal dengan nama Tripura. Siwa menciptakan sebuah senjata ilahi (panah) yang dikenal dengan nama Pasuphata ke dalam busurnya dan menembakannya ke arah Tripura. Panas tersebut membakar Tripura menjadi abu hanya dalam sekejap mata.

Pada saat perayaan kemenangan sedang berlangsung, guru agama botak datang. Dia bertanya, "Apa yang harus saya lakukan sekarang? "

Brahma dan Wisnu menyuruh mereka untuk tinggal di padang pasir. Zaman yang terakhir dari keempat zaman (catur yuga) adalah zaman Kali yuga. Kejahatan pada waktu itu akan berkuasa dan menjadi yang utama. Pada saat kali yuga sudah datang, mereka (guru agama sesat itu) harus kembali dan mulai melakukan ajaran mereka.



No comments:

Post a Comment

Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci)

Purana Agni Purana Kitab Suci Agama Hindu Wamana Awatara (Bentuk Inkarnasi Kurcaci) Prahlada memiliki cucu yang sangat kuat bernama Vali. Sa...