WISNU PURANA
Lakshmi
Brahma ingin menciptakan seorang putra yang sama seperti beliau. Ketika beliau memikirkan tentang hal ini, tiba-tiba seorang anak laki-laki muncul di pangkuannya. Anak itu terus menangis (dalam bahasa Sansekerta, menangis=rud) dan kemudian anak itu dikenal sebagai Rudra. Rudra menangis karena dia tidak punya nama. Tangisan berhenti ketika Brahma memberinya nama Rudra yang berasal dari kata menangis. Anak itu, kembali menangis lagi dan tidak berhenti. Sampai dia diberi nama lain lagi. Hal ini terjadi tujuh kali. Dan oleh karena itu Rudra memiliki nama-nama lain seperti Bhawa, Sarwa, Mahesha, Pashupati, Bhima, Ugra dan Mahadewa. Istri Rudra disebut Sati. Sati mengakhiri hidupnya karena apa yang dilakukan ayahnya, Daksha dan dilahirkan kembali sebagai Uma, putri Himalaya dan Menaka. Mahadewa akhirnya menikahi Uma, yang merupakan reinkarnasi dari Sati.
Ada seorang rsi bernama Durwasa yang terlahir dari Mahadewa. Dahulu kala, Durwasa berkeliaran ke seluruh dunia. Dan di tangan seorang wanita cantik, dia melihat karangan bunga yang indah dan harum. Durwasa ingin wanita itu memberikan karangan kalung bunga itu kepada Durwasa. Durwasa menempatkan karangan bunga di kepalanya dan terus berkeliaran ke seluruh dunia. Dia akhirnya bertemu Indra, raja para dewa. Ada dewa yang lain dengan Indra dan Indra duduk di atas gajahnya, Airawata. Durwasa mengambil karangan bunga itu dan melemparkannya ke Indra. Setelah menangkap karangan bunga itu, Indra menaruhnya di atas kepala gajahnya. Airawata terkejut dengan bau wangi yang datang dari kepalanya. Airawata mengangkat belalainya agar dapat mengendus lebih baik lagi. Dan pada saat itu terjadi, karangan bunga itu jatuh ke tanah.
Durwasa sangat marah. Dia berpikir bahwa Indra telah menghinanya. Indra bahkan tidak mengucapkan terima kasih kepada Durwasa untuk karangan bunga itu. Dan alih-alih menempatkan karangan bunga di kepalanya sendiri, dia melihatnya cocok untuk menempatkan kalung bunga di kepala gajah. Dari tempat itu jatuh ke tanah. Durwasa karena hal itu bersiap-siap untuk mengutuk Indra. Pada saat itu, Indra menyadari kesalahannya. Dia turun dari gajahnya, dan bersujud di kaki Durwasa dan memohon agar dia dimaafkan. Tetapi Durwasa tidak seperti orang bijak lainnya; dia menolak untuk memaafkan. Dan dia mengutuk Indra. Apa kutukannya? Bahwa Lakshmi harus menghilang dari tempat tinggal Indra. Lakshmi, Anda mungkin tahu, adalah dewi kekayaan dan kemakmuran.
Ketika Indra kembali ke tempat tinggalnya di Amarawati, ia menemukan tempat itu suram dan bobrok. Lakshmi telah pergi. Tanaman-tanaman di tempat itu layu. Para rsi tidak melakukan upacara pengorbanan. Orang-orang menjadi egois. Bukan hanya Amarawati yang menjadi seperti ini. Indra menguasai tiga dunia. Dan kejadian di semua tiga dunia ini sama seperti yang telah terjadi di Amarawati.
Para iblis dari awal tidak suka dengan para dewa dan selamanya selalu berperang dengan mereka. Mereka mendengar kabar bahwa para dewa sedang dalam keadaan yang kurang terlindung dengan baik. Jadi mereka segera menyerang para dewa. Apa yang bisa dilakukan oleh para dewa miskin? Mereka memilih dewa Agni sebagai pemimpin mereka dan melarikan diri ke Brahma untuk mencari perlindungan dan bantuan. Brahma memberi tahu mereka bahwa dia tidak dapat membantu mereka sendiri; mereka harus mencari bantuan dari Wisnu. Di pantai utara samudra agung para dewa berkumpul dan mulai berdoa.
Bagaimana mungkin Wisnu mengabaikan doa-doa dari penyembahnya itu? Dia memanifestasikan dirinya di hadapan para dewa dan memberi mereka nasihat berikut. Para dewa harus bertemu setan dan melakukan gencatan senjata sementara. Kedua belah pihak harus berkumpul dan bersiap untuk mengaduk samudra besar. Sebelum pengadukan dimulai, rempah-rempah harus dibuang ke dalam samudera. Gunung Mandara akan digunakan sebagai pengaduk dan ular besar Wasuki sebagai tali untuk berputar. Diharapkan bahwa pengadukan samudera ini, amerta (air yang membuat seseorang abadi) akan keluar dari samudera. Dan para dewa harus menjanjikan setan bahwa amerta ini akan dibagi rata di antara kedua belah pihak agar mereka berdua menjadi lebih kuat. Perjanjian tentang amerta ini akan memastikan bahwa para iblis akan ikut ambil bagian dalam prosea pengadukan samudera tersebut. Namun sebenarnya ini hanyalah janji kosong. Wisnu meyakinkan para dewa bahwa iblis tidak akan mendapatkan amerta.
Para iblis tidak tahu akan rencana ini. Mereka dengan senang hati setuju untuk ambil bagian dalam pengadukan ini. Rempah-rempah dilempar ke laut dan pengadukan dimulai. Dewa-dewa itu memegang ekor Wasuki dan iblis memegang kepalanya. Sebenarnya, itu adalah Wisnu yang meminta iblis untuk memegang kepala ular itu. Api dan asap yang keluar dari mulut ular membuat para iblis menderita. Gas yang keluar dari mulut ular naik ke langit dan membentuk awan. Awan-awan ini ditiup ke arah ekor dan turun ke bawah sebagai hujan yang menenangkan pada para dewa yang telah memegang ekornya. Di atas gunung Mandara yang besar harus seimbang? Solusinya lagi disediakan oleh Wisnu. Wisnu memanifestasikan bentuk kura-kura raksasa di mana gunung bisa ditempatkan.
Dengan demikian pengadukan terus berlanjut. Dan hal-hal yang menakjubkan mulai muncul dari lautan sebagai akibat dari pengadukan. Yang pertama keluar adalah sapi Surabhi, disembah oleh para dewa. Selanjutnya dewi Waruni muncul. Diikuti oleh pohon harum yang dikenal sebagai Parijata. Keluarlah apsara (penari surga). Dan bulan, yang diterima Mahadeva sebagai perhiasan untuk kepalanya. Ada hal-hal buruk juga yang muncul. Racun yang keluar diterima oleh ular. Dan akhirnya sesosok berpakaian serba putih, dewa Dhanwantari keluar dengan pot amerta di tangannya. Saat melihat amrita, para dewa, iblis dan para rsi merasa senang. Tapi masih ada lagi yang akan datang. Di sana muncul bunga teratai dengan bentuk bersinar, dewi Lakshmi. Dia memegang bunga teratai yang lain di tangannya.
Para rsi mulai melantunkan himne di hadapan beliau. Sang gandharwa bernyanyi, para bidadari menari. Sungai seperti Ganga tiba sehingga Lakshmi bisa mandi. Ada delapan gajah yang melindungi delapan arah. Gajah-gajah ini mengambil air jernih dari bejana emas dan memandikan dewi. Lautan memberinya sebongkah bunga teratai yang tidak akan memudar. Wishwakarma menyediakan perhiasan. Dengan demikian mandi, berpakaian, berhias permata, Lakshmi memeluk Wishnu. Karena iblis tidak suka Wisnu, ini berarti bahwa Lakshmi telah meninggalkan iblis. Dan Lakshmi tersenyum kepada para dewa. Para iblis berhasil menguasai pot amrita. Tapi Wisnu memanifestasikan dirinya ke bentuk perempuan untuk mengelabui para iblis dan amerta akhirnya diberikan kepada para dewa.
Para dewa meminum amerta dan menyerang iblis dengan pedangnya. Amerta telah membuat para dewa kuat dan iblis tiada tanding untuk mereka. Tentara mereka tercerai berai dan mereka lari ke dunia bawah. Para dewa merasa senang. Mereka membungkuk di hadapan Wisnu dan melanjutkan memerintah surga. Matahari kembali ke langit. Begitu juga bintang-bintang. Indra naik tahta dan memerintah tiga dunia, setelah berdoa kepada Lakshmi.
Para iblis dari awal tidak suka dengan para dewa dan selamanya selalu berperang dengan mereka. Mereka mendengar kabar bahwa para dewa sedang dalam keadaan yang kurang terlindung dengan baik. Jadi mereka segera menyerang para dewa. Apa yang bisa dilakukan oleh para dewa miskin? Mereka memilih dewa Agni sebagai pemimpin mereka dan melarikan diri ke Brahma untuk mencari perlindungan dan bantuan. Brahma memberi tahu mereka bahwa dia tidak dapat membantu mereka sendiri; mereka harus mencari bantuan dari Wisnu. Di pantai utara samudra agung para dewa berkumpul dan mulai berdoa.
Bagaimana mungkin Wisnu mengabaikan doa-doa dari penyembahnya itu? Dia memanifestasikan dirinya di hadapan para dewa dan memberi mereka nasihat berikut. Para dewa harus bertemu setan dan melakukan gencatan senjata sementara. Kedua belah pihak harus berkumpul dan bersiap untuk mengaduk samudra besar. Sebelum pengadukan dimulai, rempah-rempah harus dibuang ke dalam samudera. Gunung Mandara akan digunakan sebagai pengaduk dan ular besar Wasuki sebagai tali untuk berputar. Diharapkan bahwa pengadukan samudera ini, amerta (air yang membuat seseorang abadi) akan keluar dari samudera. Dan para dewa harus menjanjikan setan bahwa amerta ini akan dibagi rata di antara kedua belah pihak agar mereka berdua menjadi lebih kuat. Perjanjian tentang amerta ini akan memastikan bahwa para iblis akan ikut ambil bagian dalam prosea pengadukan samudera tersebut. Namun sebenarnya ini hanyalah janji kosong. Wisnu meyakinkan para dewa bahwa iblis tidak akan mendapatkan amerta.
Para iblis tidak tahu akan rencana ini. Mereka dengan senang hati setuju untuk ambil bagian dalam pengadukan ini. Rempah-rempah dilempar ke laut dan pengadukan dimulai. Dewa-dewa itu memegang ekor Wasuki dan iblis memegang kepalanya. Sebenarnya, itu adalah Wisnu yang meminta iblis untuk memegang kepala ular itu. Api dan asap yang keluar dari mulut ular membuat para iblis menderita. Gas yang keluar dari mulut ular naik ke langit dan membentuk awan. Awan-awan ini ditiup ke arah ekor dan turun ke bawah sebagai hujan yang menenangkan pada para dewa yang telah memegang ekornya. Di atas gunung Mandara yang besar harus seimbang? Solusinya lagi disediakan oleh Wisnu. Wisnu memanifestasikan bentuk kura-kura raksasa di mana gunung bisa ditempatkan.
Dengan demikian pengadukan terus berlanjut. Dan hal-hal yang menakjubkan mulai muncul dari lautan sebagai akibat dari pengadukan. Yang pertama keluar adalah sapi Surabhi, disembah oleh para dewa. Selanjutnya dewi Waruni muncul. Diikuti oleh pohon harum yang dikenal sebagai Parijata. Keluarlah apsara (penari surga). Dan bulan, yang diterima Mahadeva sebagai perhiasan untuk kepalanya. Ada hal-hal buruk juga yang muncul. Racun yang keluar diterima oleh ular. Dan akhirnya sesosok berpakaian serba putih, dewa Dhanwantari keluar dengan pot amerta di tangannya. Saat melihat amrita, para dewa, iblis dan para rsi merasa senang. Tapi masih ada lagi yang akan datang. Di sana muncul bunga teratai dengan bentuk bersinar, dewi Lakshmi. Dia memegang bunga teratai yang lain di tangannya.
Para rsi mulai melantunkan himne di hadapan beliau. Sang gandharwa bernyanyi, para bidadari menari. Sungai seperti Ganga tiba sehingga Lakshmi bisa mandi. Ada delapan gajah yang melindungi delapan arah. Gajah-gajah ini mengambil air jernih dari bejana emas dan memandikan dewi. Lautan memberinya sebongkah bunga teratai yang tidak akan memudar. Wishwakarma menyediakan perhiasan. Dengan demikian mandi, berpakaian, berhias permata, Lakshmi memeluk Wishnu. Karena iblis tidak suka Wisnu, ini berarti bahwa Lakshmi telah meninggalkan iblis. Dan Lakshmi tersenyum kepada para dewa. Para iblis berhasil menguasai pot amrita. Tapi Wisnu memanifestasikan dirinya ke bentuk perempuan untuk mengelabui para iblis dan amerta akhirnya diberikan kepada para dewa.
Para dewa meminum amerta dan menyerang iblis dengan pedangnya. Amerta telah membuat para dewa kuat dan iblis tiada tanding untuk mereka. Tentara mereka tercerai berai dan mereka lari ke dunia bawah. Para dewa merasa senang. Mereka membungkuk di hadapan Wisnu dan melanjutkan memerintah surga. Matahari kembali ke langit. Begitu juga bintang-bintang. Indra naik tahta dan memerintah tiga dunia, setelah berdoa kepada Lakshmi.
No comments:
Post a Comment